Untuk memudahkan pengisian Instrumen EDS,
maka disamping Instrumen itu sendiri, diperlukan tersedianya juga semua
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang berkenaan dengan SPM dan 8
SNP. Bisa juga isi dan pokok-pokok Peraturan Menteri tersebut kita
ringkaskan dan kita jadikan sebagai rujukan ketika kita mengisi
Instrumen EDS ini.Disamping itu seperti
dikemukakan sebelumnya dalam mengisi Instrumen EDS diperlukan kejujuran
sehingga yang dicatat itu memang keadaan sebenarnya dan hasil EDS
merupakan data nyata keadaan sekolah. Pengisian Instrumen EDS diharapkan
dilakukan setahun sekali sehingga akan terlihat kemajuan yang dicapai
dalam kurun waktu setahun. Data hasil EDS tahun sebelumnya akan menjadi
data dasar untuk pengukuran kemajuan yang dicapai selama setahun itu.
Rincian pada Instrumen EDS
Seperti ditulis diatas, rincian dalam Instrumen EDS dari setiap Standar
terdiri dari beberapa Aspek yang mempunyai beberapa spesifikasi. Pada
setiap Aspek dibagi menjadi 4 tingkatan pencapaian dan pada tiap
tingkatan pencapaian mempunyai beberapa indikator. Kita ambil contoh
Standar Sarana dan Prasarana. Standar ini mempunyai 2 aspek.
- Aspek I: Apakah Sarana sekolah sudah memadai? Aspek ini mempunyai 3 spesifikasi dan 4 tingkatan pencapaian yang setiap tingkatannya mempunyai beberapa indikator.
- Aspek II. Apakah sekolah dalam kondisi terpelihara dengan baik? Aspek ini mempunyai 3 spesifikasi dan juga 4 tingkatan pencapaian dengan indikatornya. Jika Aspek I berada pada tingkat 3, tapi Aspek II berada pada tingkat 2, maka nilai untuk Standar itu adalah 3 + 2 = 5. Angka 5 ini dibagi 2 menjadi = 2,5. Pada EDS nilai kwantitatif tidaklah begitu penting, tapi dengan adanya ini kita bisa mengatahui bahwa untuk Standar Sarpras, tingkat pada aspek ”pemeliharaan Sarpras-nya” masih perlu ditingkatkan sebab baru pada tingkatan 2.
Menentukan Tingkat Pencapaian
Untuk penetapan tingkat pada setiap standar kita ambil Instrumen EDS ini
dan kita nilai setiap Aspeknya. Pada akhir setiap aspek ada lembar
rangkuman untuk menuliskan penialian kita – yang selanjutnya kita tulis
pada Format Laporan EDS yang isinya sama. Pada setiap aspek ada
tingkatan pencapaiannya. Kita bisa memulai dari tingkat 4 (yang terbaik)
maupun tingkat 1 (yang kurang). Pada Tingkat 4 ada
indikator-indikatornya, lalu kita nilai apa indikator-indikator tersebut
telah dicapai sekolah itu, dan apa ada bukti fisik untuk mrembantu
pengakuan pada tingkat itu. Jika memang belum ya kita mundur ke Tingkat
3. Jika memang belum ya mundur ke Tingkat 2 dan jika memang belum
mencapai tingkat itu ya mundur ke Tingkat 1. Harap jangan lupa bahwa
untuk semua pengakuan itu perlu ada bukti fisiknya.
Begitu juga bila kita mulai dari Tingkat 1. Jika sekolah sudah melebihi
indikator-indikatornya, bisa beralih ke Tingkat 2 dan seterusnya sampai
pada tingkatan yang sesuai. Jangan lupa untuk memberikan bukti fisik
pada setiap pengakuan di Tingkat tertentu. Adanya peraturan-peraturan
pemerintah untuk standar tersebut akan membantu pengisian.
RINCIAN INSTRUMEN EDS
I. Standar Sarana dan Prasarana
Seperti contoh diatas Standar Sarana dan Prasarana ini mempunyai 2
aspek:
Aspek 1: Apakah Sarana Sekolah Sudah memadai? Aspek ini mempunyai
3 spesifikasi:
- Sekolah mematuhi standar terkait dengan Sarana dan Prasarana (ukuran ruangan, jumlah ruangan, dan persyaratan utk sistim ventilasi).
- Sekolah mematuhi standar terkait dengan jumlah peserta didik dalam kelompok belajar.
- Sekolah mematuhi standar terkait denganm penyediaan alat dan sumber belajar termasuk buku pelajaran.
Dibawah ini contoh Instrumen Standar Sarpras untuk Aspek 1. Apakah sarana sekolah sudah memadai?
1. STANDAR SARANA DAN PRASARANA
1.1. Apakah sarana sekolah sudah memadai?
Spesifikasi. Sekolah:
- memenuhi standar terkait dengan ukuran ruangan, jumlah ruangan, dan persyaratan untuk sistem ventilasi, dan lainnya.
- memenuhi standar terkait dengan jumlah peserta didik dalam rombongan belajar
- memenuhi standar terkait penyediaan alat dan sumber belajar termasuk buku pelajaran
Indikator Pencapaian
Tingkat 4 Tingkat 3 Tingkat 2 Tingkat 1
Sekolah kami memiliki jumlah bangunan gedung yang ukuran, ventilasi dan
kelengkapan lainnya melebihi ketentuan dalam Standar Sarpras yang
ditetapkan.
Jumlah peserta didik didalam rombongan belajar kami lebih kecil dari
yang ditetapkan dalam standar agar dapat lebih meningkatkan proses
pembelajaran.
Sekolah kami memiliki Sarana dan
prasarana pembelajaran yang melebihi dari ketetapan Standar Sarpras yang
digunakan untuk lebih membantu proses pembelajaran.
Sekolah kami memenuhi standar terkait dengan sarana, prasarana dan peralatan
Sekolah kami memenuhi standar terkait dengan sarana, prasarana dan peralatan
Sekolah kami memenuhi standar dalam hal jumlah peserta didik pada setiap rombongan belajar
Sekolah kami memiliki dan menggunakan sarpras sesuai standar yang ditetapkan
Sekolah kami memenuhi standar terkait dengan sarana dan prasarana
Beberapa kelas di sekolah kami diisi peserta didik melebihi jumlah yang ditetapkan dalam standar
Sekolah kami menyediakan buku teks yang sudah disertifikasi oleh Pemerintah , alat peraga dan judul buku pengayaan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Sekolah kami belum memiliki semua sarana dan alat-alat yang dibutuhkan untuk memenuhi ketetapan dalam standar
Sekolah kami memenuhi standar terkait dengan sarana dan prasarana
Beberapa kelas di sekolah kami diisi peserta didik melebihi jumlah yang ditetapkan dalam standar
Sekolah kami menyediakan buku teks yang sudah disertifikasi oleh Pemerintah , alat peraga dan judul buku pengayaan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Sekolah kami belum memiliki semua sarana dan alat-alat yang dibutuhkan untuk memenuhi ketetapan dalam standar
Bangunan sekolah kami tidak memenuhi standar dari segi ukuran atau jumlah ruangan
Kebanyakan ruang kelas sekolah kami diisi terlalu banyak peserta didik dan kami tidak mampu memenuhi standar Sarana dan prasarana yang kami miliki amat terbatas dan sebagian besar sudah ketinggalan zaman dan dalam kondisi buruk
Bukti-bukti fisik sekolah
(Mohon beri tanda centang pada jenis bukti berikut) Ringkasan deskripsi
sekolah menurut indikator dan berdasarkan bukti Tingkat yang dicapai
Catatan mengenai ukuran ruangan, jumlah dan sarana prasarana
Jumlah peserta didik per rombongan belajar
Catatan peralatan dan sumber belajar
Catatan pengeluaran
Kondisi nyata lingkungan sekolah
Bukti fisik lainnya (tuliskan)
Kita lihat bahwa pada Aspek ini terdapat 4
tingkatan pencapaian yang tiap tingkatannya mempunyai beberapa
indikator. Kita melakukan penialian pada Aspek ini yang hasilnya kita
tuliskan pada Format Laporan yang terdiri dari 3 ruang di kolom:
Aspek kedua Standar Sarpras ini adalah: Apakah sekolah dalam kondisi terpelihara dengan baik? Aspek ini mempunyai 3 spesifikasi: a) Pemeliharaan bangunan dilaksanakan paling tidak setiap 5 tahun sekali. b) Bangunan aman dan nyaman untuk semua peserta didik dan member kemudahan kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus.
- ”Bukti Fisik Sekolah” kita centang bukti Fisik apa yang menopang pengakuan tingkatan sekolah ini atau jika ada bukti fisik baru kita tambahkan.
- Kolom ”Ringkasan deskripsi sekolah menurut Indikator dan berdasarkan Bukti” – kita tuliskan keadaan nyata sekolah sesuai standar itu (disertai bukti fisiknya),
- lalu Tingkat pencapaian kita tuliskan di kolom ”Tingkat yang dicapai”.
Aspek kedua Standar Sarpras ini adalah: Apakah sekolah dalam kondisi terpelihara dengan baik? Aspek ini mempunyai 3 spesifikasi: a) Pemeliharaan bangunan dilaksanakan paling tidak setiap 5 tahun sekali. b) Bangunan aman dan nyaman untuk semua peserta didik dan member kemudahan kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus.
Untuk menilainya, proses dan cara yang sama kita berlakukan kepada
penilaian Aspek ini yang hasilnya akan dijumlahkan dengan hasil nilai
dari Aspek pertama.
II. Standar Isi
Standar Isi mempunyai 2 Aspek juga. Aspek pertama: Apakah kurikulum sudah sesuai dan relevan?. Spesifikasi Aspek ini adalah:
Standar Isi mempunyai 2 Aspek juga. Aspek pertama: Apakah kurikulum sudah sesuai dan relevan?. Spesifikasi Aspek ini adalah:
- Kerangka kerja dasar dan struktur kuriukulum – Kurikulum sekolah memenuhi standar untuk jenis satuan pendidikan.
- Kurikulum untuk tingkat satuan pendidikan: (a) Pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan menggunakan panduan yang disusun BSNP. (b) Kurikulum dibuat dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat dan kondisi budaya, usia peserta didik dan kebutuhan pembelajaran.
Cara dan proses penetapan tingkat
pencapaian juga sama – ada 4 tingkatan pencapaian yang tiap tingkatannya
mempunyai beberapa indikator.
2.1. Apakah kurikulum sudah sesuai dan relevan?
- Kita melakukan penialian pada Aspek ini yang hasilnya kita tuliskan pada ruang di kolom ”Bukti Fisik Sekolah” kita centang bukti Fisik apa yang menopang pengakuan tingkatan sekolah ini atau jika ada bukti fisik baru kita tambahkan.
- Kolom ”Ringkasan deskripsi sekolah menurut Indikator dan berdasarkan Bukti” kita isi dengan temuan tentang keadaan sekolah tersebut,
- lalu Tingkat pencapaian kita tuliskan di kolom ”Tingkat yang dicapai”.
- Penentuan tingkat pencapaian sekolah pada tiap Aspek pada Standar terkait melalui proses yang sama pada penentuan peringkat untuk Standar Sarana dan Prasarana pada Aspek 1 yang telah ditengkan diatas.
- Dibawah ini contoh Instrumen untuk Standar Isi pada Aspek pertama – Apa kurikulum sudah sesuai dan relevan?.
2.1. Apakah kurikulum sudah sesuai dan relevan?
Spesifikasi
Kerangka kerja dasar dan struktur kurikulum
Kurikulum sekolah memenuhi standar untuk jenis satuan pendidikan
Kurikulum untuk tingkat satuan pendidikan
Pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan menggunakan panduan yang disusun BNSP.
Kurikulum dibuat dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat dan kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran
Kerangka kerja dasar dan struktur kurikulum
Kurikulum sekolah memenuhi standar untuk jenis satuan pendidikan
Kurikulum untuk tingkat satuan pendidikan
Pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan menggunakan panduan yang disusun BNSP.
Kurikulum dibuat dengan mempertimbangkan karakter daerah, kebutuhan sosial masyarakat dan kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran
Indikator Pencapaian
Tingkat ke-4 Tingkat ke-3 Tingkat ke-2 Tingkat ke-1
Kurikulum Sekolah kami dikaji dan diperbaiki secara teratur dan disesuaikan dengan karakter daerah dan kebutuhan masyarakat.
Kurikulum Sekolah kami menawarkan kegiatan pembelajaran berjenjang yang sesuai,dan dirancang agar menciptakan suasana yang mendukung dan menyenangkan untuk berbagai usia dan kemampuan peserta didik
Kurikulum Sekolah kami memiliki fleksibilitas untuk memenuhi beragam kebutuhan semua peserta didik di sekolah
Tingkat ke-4 Tingkat ke-3 Tingkat ke-2 Tingkat ke-1
Kurikulum Sekolah kami dikaji dan diperbaiki secara teratur dan disesuaikan dengan karakter daerah dan kebutuhan masyarakat.
Kurikulum Sekolah kami menawarkan kegiatan pembelajaran berjenjang yang sesuai,dan dirancang agar menciptakan suasana yang mendukung dan menyenangkan untuk berbagai usia dan kemampuan peserta didik
Kurikulum Sekolah kami memiliki fleksibilitas untuk memenuhi beragam kebutuhan semua peserta didik di sekolah
Semua peserta didik amat termotivasi dengan program pembelajarann
yang menyenangkan dan sesuai dengan tingkat perkembangan dan minat
mereka
Sekolah kami menawarkan berbagai mata pelajaran tambahan dan beban
belajar tambahan berdasarkan karakter daerah dan kebutuhan masyarakat.
Kurikulum Sekolah kami sesuai dengan standar isi, standar kompetensi
lulusan, dan panduan KTSP dan penyusunannya disesuaikan dengan ciri khas
dan kebutuhan daerah
Struktur kurikulum sekolah kami telah mengalokasikan waktu yang cukup
bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru sebelum
melanjutkan ke pelajaran berikutnya dengan selalu melaksanakan program
remedial dan pengayaan.
Sebagian besar peserta didik kami termotivasi untuk belajar dan tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan
Sekolah kami menawarkan beberapa mata pelajaran tambahan dengan
tambahan beban belajar berdasarkan karakter daerah dan kebutuhan
masyarakat.
Sekolak kami menyusun Kurikulum Tingkat Sekolah (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku,
Kurikulum sekolah kami sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi lulusan dan panduan KTSP namun masih perlu dikembangkan lagi sesuai dengan cirri khas dan kebutuhan daerah. Struktur kurikulum sekolah kami kurang mengalokasikan waktu yang cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya. Program remedial dan pengayaan kadang kala dilaksanakan.
Sebagian peserta didik kami kurang termotivasi untuk belajar dan kurang tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan
Setiap guru di eskolah kami menerapkan RPP yang disusun berdasarka setiap mata pelajaran yang diampunya.
Silabus setiap mata pelajaran Sekolah kami menawarkan beberapa mata pelajaran tambahan tetapi kami masih harus mempertimbangkan karakter daerah dan kebutuhan masyarakat dalam perencanaan kami
Kurikulum Sekolah kami berusaha mengikuti standar isi, standar kompetensi, dan panduan KTSP.
Struktur kurikulum sekolah kami tidak mengalokasikan waktu yang cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya. Program remedial dan pengayaan belum pernah dilaksanakan.
Sebagian besar peserta didik kami tidak termotivasi untuk belajar dan tidak tertarik pada pelajaran yang diajarkan
Kurikulum sekolah kami sedang berusaha memenuhi persyaratan nasional dan belum mempertimbangkan karakter daerah dan kebutuhan masyarakat.
Kurikulum sekolah kami sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi lulusan dan panduan KTSP namun masih perlu dikembangkan lagi sesuai dengan cirri khas dan kebutuhan daerah. Struktur kurikulum sekolah kami kurang mengalokasikan waktu yang cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya. Program remedial dan pengayaan kadang kala dilaksanakan.
Sebagian peserta didik kami kurang termotivasi untuk belajar dan kurang tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan
Setiap guru di eskolah kami menerapkan RPP yang disusun berdasarka setiap mata pelajaran yang diampunya.
Silabus setiap mata pelajaran Sekolah kami menawarkan beberapa mata pelajaran tambahan tetapi kami masih harus mempertimbangkan karakter daerah dan kebutuhan masyarakat dalam perencanaan kami
Kurikulum Sekolah kami berusaha mengikuti standar isi, standar kompetensi, dan panduan KTSP.
Struktur kurikulum sekolah kami tidak mengalokasikan waktu yang cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya. Program remedial dan pengayaan belum pernah dilaksanakan.
Sebagian besar peserta didik kami tidak termotivasi untuk belajar dan tidak tertarik pada pelajaran yang diajarkan
Kurikulum sekolah kami sedang berusaha memenuhi persyaratan nasional dan belum mempertimbangkan karakter daerah dan kebutuhan masyarakat.
Bukti-bukti fisik sekolah
(Mohon beri tanda centang pada jenis bukti berikut) Ringkasan deskripsi
sekolah menurut indikator dan berdasarkan bukti Tingkat yang dicapai
Silabus dan RPP tersedia untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan kelas di sekolah
Silabus dan RPP tersedia untuk mata pelajaran tambahan untuk memenuhi kebutuhan daerah
Hasil wawancara dengan orang tua peserta didik
Rancangan program remedial dan pengayaan
Bukti fisik lainnya (tuliskan)
Cara dan proses penetapan tingkatan
pencapaian juga sama pada Standar terdahulu. Pada tiap Aspek standar ada
4 tingkatan pencapaian yang tiap tingkatannya mempunyai beberapa
indikator.
Cara dan proses penentuan tingkat pencapaian pada tiap Aspek dalam Standar tertentu juga sama dengan pada Standar Sarpras terdahulu .Aspek kedua Standar Isi adalah : Bagaimana sekolah menyediakan kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik? Aspek ini hanya mempunyai satu spesifikasi – Sekolah mematuhi standar untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik yang meliputi bimbingan, konseling dan kegiatan ekstra kurikuler. Cara serta proses yang dilakukan untuk penentuan tingkat pencapaian pada Aspek ini juga sama seperti proses untuk Aspek pertama. Hasil kedua Aspek ini dijumlahkan lalu dibagi dua untuk menentukan nilai dan pada Tingkat mana Standar Isi ini berada. Tingkat pencapaian untu Standar isi adalah gabungan dari tingkat pencapaian untuk Aspek 1 dan 2.
III. Standar Proses.
Standar Proses terdiri dari 6 Aspek. Aspek pertama adalah: Apakah silabus sudah sesuai dan relevan? Aspek ini mempunyai 2 spesifikasi:
A. Silabus:
a) Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Isi, SKL dan KTSP.
b) Silabus diarahkan pada SKL.
Cara dan proses penetapan tingkat pencapaian juga sama pada Standar terdahulu. Pada tiap Aspek standar ada 4 tingkatan pencapaian yang tiap tingkatannya mempunyai beberapa indikator.
Berikut adalah contoh Instrumen EDS untuk Aspek pertama pada Standar Proses.
3. STANDAR PROSES
3.1. Apakah silabus sudah sesuai/ relevan dengan standar?
Spesifikasi:
A: Silabus
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
panduan KTSP.
Silabus diarahkan pada pencapaian SKL.
Indikator Pencapaian
Tingkat ke-4 Tingkat ke-3 Tingkat ke-2 Tingkat ke-1
Silabus sekolah kami dikaji dan diperbaiki secara teratur dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah serta kebutuhan setempat
Silabus sekolah kami memiliki kelenturan (fleksibilitas) bagi guru untuk memenuhi beragam kebutuhan semua peserta didik
Silabus sekolah kami dirancang untuk menerapkan pembelajaran yang relevan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah, menciptakan suasana yang mendukung dan menyenangkan, serta mendorong kemajuan sesuai tingkat usia dan kemampuan peserta didik Silabus sudah dikembangkan oleh sekolah dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah
Kami selalu mempertimbangkan kesesuaian antara mata pelajaran dan komponennya dalam penyusunan silabus
- Kita melakukan penialian pada Aspek ini yang hasilnya kita tuliskan pada ruang di kolom ”Bukti Fisik Sekolah” .
- Kita centang bukti Fisik apa yang menopang pengakuan tingkatan sekolah ini atau jika ada bukti fisik baru kita tambahkan.
- Kolom ”Ringkasan deskripsi sekolah menurut Indikator dan berdasarkan Bukti” kita tulis dengan temuan tentang sekolah tersebut,
- lalu Tingkat pencapaiannya kita tuliskan di kolom ”Tingkat yang dicapai”.
Cara dan proses penentuan tingkat pencapaian pada tiap Aspek dalam Standar tertentu juga sama dengan pada Standar Sarpras terdahulu .Aspek kedua Standar Isi adalah : Bagaimana sekolah menyediakan kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik? Aspek ini hanya mempunyai satu spesifikasi – Sekolah mematuhi standar untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik yang meliputi bimbingan, konseling dan kegiatan ekstra kurikuler. Cara serta proses yang dilakukan untuk penentuan tingkat pencapaian pada Aspek ini juga sama seperti proses untuk Aspek pertama. Hasil kedua Aspek ini dijumlahkan lalu dibagi dua untuk menentukan nilai dan pada Tingkat mana Standar Isi ini berada. Tingkat pencapaian untu Standar isi adalah gabungan dari tingkat pencapaian untuk Aspek 1 dan 2.
III. Standar Proses.
Standar Proses terdiri dari 6 Aspek. Aspek pertama adalah: Apakah silabus sudah sesuai dan relevan? Aspek ini mempunyai 2 spesifikasi:
A. Silabus:
a) Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Isi, SKL dan KTSP.
b) Silabus diarahkan pada SKL.
Cara dan proses penetapan tingkat pencapaian juga sama pada Standar terdahulu. Pada tiap Aspek standar ada 4 tingkatan pencapaian yang tiap tingkatannya mempunyai beberapa indikator.
- Kita melakukan penialian pada Aspek ini yang hasilnya kita tuliskan pada ruang di kolom ”Ringkasan deskripsi sekolah menurut Indikator dan berdasarkan Bukti”
- lalu Tingkatnya kita tuliskan di kolom ”Tingkat yang dicapai”.
- Kolom ”Bukti Fisik Sekolah” kita centang bukti Fisik
- apa yang menopang pengakuan tingkatan sekolah ini atau jika ada bukti fisik baru kita tambahkan.
Berikut adalah contoh Instrumen EDS untuk Aspek pertama pada Standar Proses.
3. STANDAR PROSES
3.1. Apakah silabus sudah sesuai/ relevan dengan standar?
Spesifikasi:
A: Silabus
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
panduan KTSP.
Silabus diarahkan pada pencapaian SKL.
Indikator Pencapaian
Tingkat ke-4 Tingkat ke-3 Tingkat ke-2 Tingkat ke-1
Silabus sekolah kami dikaji dan diperbaiki secara teratur dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah serta kebutuhan setempat
Silabus sekolah kami memiliki kelenturan (fleksibilitas) bagi guru untuk memenuhi beragam kebutuhan semua peserta didik
Silabus sekolah kami dirancang untuk menerapkan pembelajaran yang relevan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah, menciptakan suasana yang mendukung dan menyenangkan, serta mendorong kemajuan sesuai tingkat usia dan kemampuan peserta didik Silabus sudah dikembangkan oleh sekolah dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah
Kami selalu mempertimbangkan kesesuaian antara mata pelajaran dan komponennya dalam penyusunan silabus
Program dan kegiatan pembelajaran sudah relevan dengan tingkat usia dan minat peserta didik
Silabus sekolah kami menyesuaikan dengan SI, SKL, dan panduan KTSP,
namun belum mengembangkanya sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah
Kami belum sepenuhnya mempertimbangkan kesesuaian antara mata pelajaran dan komponennya dalam penyusunan silabus.
Sekolah kami berusaha mempertimbangkan
usia dan minat peserta didik saat membuat program pembelajaran Silabus
sekolah kami berusaha mengikuti SI, SKL dan panduan KTSP.
Sistematika dan rancangan silabus sekolah kami tidak memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk memahami konsep baru secara utuh sebelum melanjutkan pembelajaran
Sekolah kami tidak mempertimbangkan usia dan minat peserta didik saat membuat program pembelajaran
Sistematika dan rancangan silabus sekolah kami tidak memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk memahami konsep baru secara utuh sebelum melanjutkan pembelajaran
Sekolah kami tidak mempertimbangkan usia dan minat peserta didik saat membuat program pembelajaran
Bukti-bukti fisik sekolah
(Mohon beri tanda centang pada jenis bukti berikut) Ringkasan deskripsi sekolah menurut indikator dan berdasarkan bukti Tingkat yang dicapai
Silabus tersedia untuk semua mata pelajaran dan kelompok usia di sekolah
Hasil wawancara dengan orang tua peserta didik
Hasil wawancara dengan peserta didik
Bukti fisik lainnya (tuliskan)
(Mohon beri tanda centang pada jenis bukti berikut) Ringkasan deskripsi sekolah menurut indikator dan berdasarkan bukti Tingkat yang dicapai
Silabus tersedia untuk semua mata pelajaran dan kelompok usia di sekolah
Hasil wawancara dengan orang tua peserta didik
Hasil wawancara dengan peserta didik
Bukti fisik lainnya (tuliskan)
Untuk menentukan Tingkat pencapaian
kinerja sekolah pada Aspek pertama pada Standar proses ini juga sama
dengan cara dan proses pada Standar Sarpras diatas. Karena Standar
Proses mempunyai 6 Aspek maka kita harus mengevaluasi sampai pada
tingkat mana Sekolah ini dalam keenam Aspek tersebut. Gabungan nilai
dari keenam Aspek ini akan menentukan pada Tingkat manakah Standar
Proses sekolah ini berada.
Aspek kedua Standar Proses ini adalah: Apakah RPP dirancang untuk mencapai pembelajaran efektif? Spesifikasi Aspek ini adalah: B Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) – Prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran – setiap guru harus mempersiapkan yang mencakup: identitas mapel, alokasoi waktu, standar kompetensi, KD, tujuan pembelajaran, materi, kegiatan pembelajaran, metode, teknik pembel;ajaran, dan penilaian (mencakup indikator dan prosedur). Kegiatan pembelajaran mencakup pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
Aspek ketiga Standar Proses: Apakah sumber belajar untuk pembelajaran dapat diperoleh dan digunakan secara tepat? Spesifikasinya: Implementasi proses belajar- selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya.
Aspek keempat Standar Proses: Apakah pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip PAKEM/CTL? Dengan Spesifikasi Implementasi proses belajar sbb: a) Para mengimplementasikan rencana pembelajaran dengan menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantangbdan memotivasi peserta didik. b) Para peserta didik berpeluang untuk melakukan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. c) Para guru memiliki kemampuan mengimplementasikan pengelolaan kelas yang efektif.
Aspek kelima Standar Proses: Apakah sekolah memenuhi kebutuhan semua peserta didik? Dengan spesifikasinya:
Perencanaan proses belajar – Rencana pembelajaran mempoerhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, bakat, motivasi belajar, potensi, kemampuan sosial dan emosional, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar be;lakang budaya, norma, nilai-nilaidan atau lingkungan peserta didik.
Implementasi proses belajar – Guru menggabungkan pendekatan tematis dan mendorong dipertimbangkannya isu keanekaragaman dan lintas budaya. – Guru menghargai pendapat peserta didik. nGuru menghargai peserta didik tanpa memandang agama, ras, jenis kelamin dan keadaan sosial ekonomi mereka.
Aspek keenam Standar Proses: Bagaimana cara sekolah mempromosikan dan mempertahankan semangat pencapaian prestasi? Dengan spesifikasi sbb:
Implementasi proses belajar a) Semua peserta didik mendapat perlakuanm adil dan pendapat mereka dihargai, b) Guru-guru memberikan penguatan dan umpan baluik terhadap repons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
Aspek kedua Standar Proses ini adalah: Apakah RPP dirancang untuk mencapai pembelajaran efektif? Spesifikasi Aspek ini adalah: B Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) – Prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran – setiap guru harus mempersiapkan yang mencakup: identitas mapel, alokasoi waktu, standar kompetensi, KD, tujuan pembelajaran, materi, kegiatan pembelajaran, metode, teknik pembel;ajaran, dan penilaian (mencakup indikator dan prosedur). Kegiatan pembelajaran mencakup pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
Aspek ketiga Standar Proses: Apakah sumber belajar untuk pembelajaran dapat diperoleh dan digunakan secara tepat? Spesifikasinya: Implementasi proses belajar- selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya.
Aspek keempat Standar Proses: Apakah pembelajaran menerapkan prinsip-prinsip PAKEM/CTL? Dengan Spesifikasi Implementasi proses belajar sbb: a) Para mengimplementasikan rencana pembelajaran dengan menggunakan metode yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantangbdan memotivasi peserta didik. b) Para peserta didik berpeluang untuk melakukan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. c) Para guru memiliki kemampuan mengimplementasikan pengelolaan kelas yang efektif.
Aspek kelima Standar Proses: Apakah sekolah memenuhi kebutuhan semua peserta didik? Dengan spesifikasinya:
Perencanaan proses belajar – Rencana pembelajaran mempoerhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, bakat, motivasi belajar, potensi, kemampuan sosial dan emosional, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar be;lakang budaya, norma, nilai-nilaidan atau lingkungan peserta didik.
Implementasi proses belajar – Guru menggabungkan pendekatan tematis dan mendorong dipertimbangkannya isu keanekaragaman dan lintas budaya. – Guru menghargai pendapat peserta didik. nGuru menghargai peserta didik tanpa memandang agama, ras, jenis kelamin dan keadaan sosial ekonomi mereka.
Aspek keenam Standar Proses: Bagaimana cara sekolah mempromosikan dan mempertahankan semangat pencapaian prestasi? Dengan spesifikasi sbb:
Implementasi proses belajar a) Semua peserta didik mendapat perlakuanm adil dan pendapat mereka dihargai, b) Guru-guru memberikan penguatan dan umpan baluik terhadap repons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
IV. Standar Penilaian
Standar Penilaian mempunyai dua Aspek. Aspek pertama: Sistem apakah yang sudah tersedia untuk memberikan penilaian bagi peserta didik baik dalam bidang akademik maupun non-akademik? Spesifikasinya:
a) Guru membuat perencanaan penilaian terhadap pencapaian peserta didik.
b) Guru memberikan informasi kepada peserta didik mengenai kriteria penilaian termasuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
c) Guru melaksanakan penialian secara teratur berdasarkan rencanayang telah dibuat.
d) Guru menerapkan berbagai teknik, bentuk dan jenis penilaian untuk memonitor perkembangan dan kesulitan peserta didik.
Standar Penilaian mempunyai dua Aspek. Aspek pertama: Sistem apakah yang sudah tersedia untuk memberikan penilaian bagi peserta didik baik dalam bidang akademik maupun non-akademik? Spesifikasinya:
a) Guru membuat perencanaan penilaian terhadap pencapaian peserta didik.
b) Guru memberikan informasi kepada peserta didik mengenai kriteria penilaian termasuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
c) Guru melaksanakan penialian secara teratur berdasarkan rencanayang telah dibuat.
d) Guru menerapkan berbagai teknik, bentuk dan jenis penilaian untuk memonitor perkembangan dan kesulitan peserta didik.
Bukti-bukti fisik
(Mohon beri tanda contreng pada jenis bukti berikut) Ringkasan deskripsi sekolah menurut indikator dan berdasarkan bukti Tingkat yang dicapai
Pencapaian peserta didik dalam Ujian Nasional
Kemajuan peserta didik berdasarkan target yang ditetapkan
Hasil wawancara dengan orang tua dan peserta didik
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lain-lain
(Mohon beri tanda contreng pada jenis bukti berikut) Ringkasan deskripsi sekolah menurut indikator dan berdasarkan bukti Tingkat yang dicapai
Pencapaian peserta didik dalam Ujian Nasional
Kemajuan peserta didik berdasarkan target yang ditetapkan
Hasil wawancara dengan orang tua dan peserta didik
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lain-lain
4.1 Sistem apakah yang sudah tersedia
untuk memberikan penilaian bagi peserta didik baik dalam bidang akademik
maupun non akademik?
Spesifikasi dalam standar penilaian
• Guru membuat perencanaan penilaian terhadap pencapaian peserta didik
• Guru memberikan informasi kepada peserta didik mengenai kriteria penilaian termasuk kriteria penguasaan minimum
• Guru melaksanakan penilaian secara teratur berdasarkan rencana yang telah dibuat
• Guru menerapkan berbagai teknik penilaian dan jenis penilaian untuk memonitor perkembangan dan kesulitan peserta didik
Spesifikasi dalam standar penilaian
• Guru membuat perencanaan penilaian terhadap pencapaian peserta didik
• Guru memberikan informasi kepada peserta didik mengenai kriteria penilaian termasuk kriteria penguasaan minimum
• Guru melaksanakan penilaian secara teratur berdasarkan rencana yang telah dibuat
• Guru menerapkan berbagai teknik penilaian dan jenis penilaian untuk memonitor perkembangan dan kesulitan peserta didik
Indikator Pencapaian
Tingkat 4 Tingkat 3 Tingkat 2 Tingkat 1
Guru-guru kami menggunakan berbagai jenis metode untuk menilai kemajuan
peserta didik secara berkelanjutan baik formal maupun non-formal
termasuk diskusi, observasi, dan penugasan.
Guru-guru kami membuat instrumen yang tepat dan dapat diandalkan untuk menerapkan berbagai teknik penilaian
Semua penilaian kami didasarkan pada hasil pembelajaran yang diharapkan
Kemajuan peserta didik kami selalu dipantau melalui observasi guru dan
penilaian secara berkala
Guru-guru kami melaksanakan penilaian sesuai dengan rencana
Guru-guru kami memberikan informasi kepada peserta didik mengenai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) Sekolah kami melaksanakan penilaian
peserta didik secara periodik, kebanyakan melalui tes dan ujian
Guru-guru kami tidak membuat rencana penilaian
Kami tidak membicarakan hasil penilaian dengan peserta didik.
Setiap guru di sekolah kami mengembangkan
dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan
belajar peserta didik. Sekolah kami dalam melaksanakan penilaian hasil
belajar peserta didik, bergantung sepenuhnya pada tes dan ujian
Sekolah kami tidak menilai atau memonitor kemajuan peserta didik secara sistematis
Cara dan proses penetapan tingkat
pencapaian untuk Standar Penilaian ini juga sama pada Standar terdahulu.
Standar Penilaian mempunyai 3 Aspek dan karenanya kita harus mengetahui
tingkatan yang dicapai pada ketiga Aspek ini. Gabungan nilai dari
ketiga Aspek ini akan menentukan pada Tingkat manakah Standar Penilian
sekolah ini berada.
Aspek kedua Standar Penialian: Bagaimana penilaian berdampak pada proses belajar? Dengan spesifikasi Evaluasi oleh guru: a) Guru memberikan masukan dan komentar mengenai penilaian yang mereka lakukan pada peserta didik, b) Guru menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
Aspek kedua Standar Penialian: Bagaimana penilaian berdampak pada proses belajar? Dengan spesifikasi Evaluasi oleh guru: a) Guru memberikan masukan dan komentar mengenai penilaian yang mereka lakukan pada peserta didik, b) Guru menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
Aspek ketiga Standar Penilaian: Apakah
orang tua peserta didik terlibat dalam proses belajar anak mereka?
Spesifikasi – Penilaian berdasarkan unit pendidikan: Sekolah melaporkan
hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mapel pada setiap
akhir semester kepada orang tua/wali murid dalam bentuk buku laporan
pendidikan.
Untuk kedua Aspek ini juga akan dilakukan
proses dan cara yang sama dalam memberikan penilaian serta menentukan
tingkat pencapaian masiong-masing Aspek. Gabungan nilai dari ketiga
aspek ini, setelah dibagi tiga, akan menjadi tingkat pencapaian Standar
Penilaian
V. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Ada dua Aspek dalam SKL ini. Aspek
pertama SKL: Apakah peserta didik dapat mencapai target akademis yang
diharapkan? Spesifikasinya: Hasil belajar peserta didik sesuai dengan
SKL.
Cara dan proses penetapan tingkat pencapaian juga sama dengan apa yang dilakukan untuk Standar terdahulu yang secara rinci pada Stanndar Sarana dan Prasarana. Instrumen EDS untuk SKL pada Aspek pertama adalah sebagi berikut:
5. Standar Kompetensi Lulusan
5.1. Apakahpeserta didik dapat mencapai target akademis yang diharapkan?
Spesifikasi
Hasil belajar peserta didik sesuai dengan standar kompetensi lulusan
Indikator Pencapaian
Tingkat ke-4 Tingkat ke-3 Tingkat ke-2 Tingkat ke- 1
Semua peserta didik menunjukkan kemajuan, percaya diri, dan memiliki harapan yang tinggi dalam berprestasi.
Peserta didik kami mengembangankan keterampilan berpikir logis, kritis, dan analititis serta mengembangkan kreatifitas mereka
Sekolah kami sudah mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang sebelumnya masih rendah/kurang.
Sekolah kami memastikan kebutuhan peserta didik yang berkemampuan rendah dapat terpenuhi secara efektif Sebagian besar peserta didik menunjukkan kemajuan yang baik dalam mencapai target yang ditetapkan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Peserta didik kami mampu menjadi pembelajar yang mandir
Peserta didik kami memiliki rasa percaya diri dan mampu mengekspresikan diri dan mengungkapkan pendapat mereka Sebagian kecil peserta didik telah menunjukkan prestasi belajar yang lebih baik, namun tidak konsisten
Kami belum merumuskan dan mengupayakan target belajar yang bisa dicapai bagi semua peserta didik agar mereka bisa berhasil Hasil belajar peserta didik masih rendah disebabkan oleh pemakaian program belajar yang kurang beragam.
Peserta didik kurang memiliki motivasi belajar, rasa percaya diri serta semangat belajar
Cara dan proses penetapan tingkat pencapaian juga sama dengan apa yang dilakukan untuk Standar terdahulu yang secara rinci pada Stanndar Sarana dan Prasarana. Instrumen EDS untuk SKL pada Aspek pertama adalah sebagi berikut:
5. Standar Kompetensi Lulusan
5.1. Apakahpeserta didik dapat mencapai target akademis yang diharapkan?
Spesifikasi
Hasil belajar peserta didik sesuai dengan standar kompetensi lulusan
Indikator Pencapaian
Tingkat ke-4 Tingkat ke-3 Tingkat ke-2 Tingkat ke- 1
Semua peserta didik menunjukkan kemajuan, percaya diri, dan memiliki harapan yang tinggi dalam berprestasi.
Peserta didik kami mengembangankan keterampilan berpikir logis, kritis, dan analititis serta mengembangkan kreatifitas mereka
Sekolah kami sudah mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang sebelumnya masih rendah/kurang.
Sekolah kami memastikan kebutuhan peserta didik yang berkemampuan rendah dapat terpenuhi secara efektif Sebagian besar peserta didik menunjukkan kemajuan yang baik dalam mencapai target yang ditetapkan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Peserta didik kami mampu menjadi pembelajar yang mandir
Peserta didik kami memiliki rasa percaya diri dan mampu mengekspresikan diri dan mengungkapkan pendapat mereka Sebagian kecil peserta didik telah menunjukkan prestasi belajar yang lebih baik, namun tidak konsisten
Kami belum merumuskan dan mengupayakan target belajar yang bisa dicapai bagi semua peserta didik agar mereka bisa berhasil Hasil belajar peserta didik masih rendah disebabkan oleh pemakaian program belajar yang kurang beragam.
Peserta didik kurang memiliki motivasi belajar, rasa percaya diri serta semangat belajar
Bukti-bukti fisik sekolah
(Mohon beri tanda centang pada jenis bukti berikut) Ringkasan deskripsi
sekolah menurut indikator dan berdasarkan bukti Tingkat yang dicapai
Daftar Kemajuan yang dicapai peserta didik dalam ketrampilan menulis, membaca dan berhitung
Hasil Ujian Nasional/Sekolah
Hasil-hasil tes
Mutu pekerjaan sekolah yang dihasilkan dalam bidang akademik
Hasil-hasil yang dicapai secara perorangan atau bersama melalui lomba
Bukti fisik lainnya (tuliskan)
Untuk menentukan Tingkat pencapaian
kinerja pada Aspek Stanfdar ini juga dilakukan dengan cara dan proses
yang sama seperti pada Standar terdahulu. Karena untuk SKL ini terdiri
dari 3 Aspek, maka kita harus mengumpulkan ”nilai” dan tingkat dari
ketiga Aspek ini. Gabungan nilai dari ketiga Aspek ini akan menentukan
pada Tingkat manakah Standar Penilian sekolah ini berada.
Aspek kedua SKL: Apakah peserta didik dapat mengembangkan potensi penuh mereka sebagai anggota masyaraklat? Untuk Aspek ini ada tiga spesifikasi:
a) Sekolah mengembangkan kepribadian peserta didik
b) Sekolah mengembangkan ketrampilan hidup
c) Sekolah mengembangkan nilai-nilai agama dan pemahaman atas sikap yang dapat diterima.
Aspek kedua SKL: Apakah peserta didik dapat mengembangkan potensi penuh mereka sebagai anggota masyaraklat? Untuk Aspek ini ada tiga spesifikasi:
a) Sekolah mengembangkan kepribadian peserta didik
b) Sekolah mengembangkan ketrampilan hidup
c) Sekolah mengembangkan nilai-nilai agama dan pemahaman atas sikap yang dapat diterima.
Untuk aspek ini juga akan diterapkan cara dan proses yang sama
seperti untuk Aspek pertama dalam menilai dan menentukan Tingkat
pencapaiannya. Nilai tingkat kedua Aspek ini akan menjadi Tingkat SKL,
setelah dibagi dua.
VI. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan ini terdiri dari 6
Aspek. Aspek pertama: Apakah kinerja pengelolaan sekolah berdasarkan
kerja tim dan kemitraan yang kuat dengan visi dan misi yang jelas dan
diketahui oleh semua pihak? Spesifikasina – Perencanaan Program:
a) Sekolah merumuskan visi dan misi serta disosialisaikan kepada warga sekolah dan pemangku kepentingan.
b) Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah yang menunjukkan adanye kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas.
a) Sekolah merumuskan visi dan misi serta disosialisaikan kepada warga sekolah dan pemangku kepentingan.
b) Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah yang menunjukkan adanye kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas.
6. Standar Pengelolaan
6.1 Apakah kinerja pengelolaan sekolah berdasarkan kerja tim dan
kemitraan yang kuat dengan visi dan misi yang jelas dan diketahui oleh
semua pihak?
Spesifikasi
• Perencanaan Program
Sekolah merumuskan visi dan misi serta disosialisasikan kepada warga sekolah dan pemangku kepentingan.
Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengeloaan sekolah/madrasah yang
menunjukkan adanya kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan,
dan akuntabilitas.
Indikator Pencapaian
Tingkat ke-4 Tingkat ke-3 Tingkat ke-2 Tingkat ke-1
Sekolah kami memiliki tim pengelolaan yang kuat , komite yang mendukung
dan melibatkan diri pada pada seluruh kegiatan untuk menjamin
keterlaksanaan pelayanan sekolah.
Pimpinan sekolah kami mendorong evaluasi diri pendidik sehingga
memperkuat rasa percaya diri dan keyakinan bahwa mereka mampu
melaksanakan tugas di dalam maupun di luar kelas
Kami memiliki pemahaman bersama yang jelas dan baik untuk mewujudkan
sekolah sebagai lingkungan kerja yang mendukung sehingga pendidik,
tenaga kependidikan, orangtua, dan masyarakat mewujudkan kebersamaan dan
berbagi tanggung jawab untuk mewujudkan keberhasilan peserta didik.
Sekolah kami memiliki komite sekolah dan dewan guru yang aktif
Pimpinan sekolah kami menunjukkan kesungguhan untuk memperbaiki
pembelajaran dengan melakukan kunjungan kelas, mengkaji model
pembelajaran yang efektif, dan memberikan umpan balik.
Sekolah kami memiliki visi-misi yang jelas yang dirumuskan berdasarkan
kesepakatan pemangku kepentingan dan terfokus pada peningkatan mutu
pendidikan. Sekolah kami menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS).
Komite sekolah kami melakukan pertemuan secara teratur, namun kurang melibatkan diri secara aktif dalam kepentingan sekolah.
Pimpinan sekolah kami belum melibatkan diri secara memadai dalam
kegiatan sekolah yang mempunyai pengaruh langsung terhadap peningkatan
pembelajaran.
Visi dan misi sekolah kami tidak dirumuskan bersama dan belum disebarluaskan Komite sekolah kami tidak berfungsi
Pimpinan sekolah kami tidak secara konsisten mendukung dan memberi
tantangan dan arah yang memadai dalam perumusan target bagi perbaikan
kinerja sekolah,
Beberapa Tenaga Kependidikan di sekolah kami tidak mendukung pengembangan meskipun mereka ditugasi untuk melakukan perbaikan
Sekolah kami belum sepenuhnya merumuskan visi dan misi
Bukti-bukti fisik sekolah
(Mohon beri tanda centang pada jenis bukti berikut) Ringkasan deskripsi
sekolah menurut indikator dan berdasarkan bukti Tingkat yang dicapai
Pernyataan visi-misi sekolah
Dokumen sosialisasi rumusan visi-misi kepada pemangku kepentingan
Agenda/catatan hasil pertemuan komite sekolah
Bukti fisik lainnya (tuliskan)
Cara dan proses penetapan tingkat pencapaian juga sama pada Standar
terdahulu. Karena untuk tandar Pengelolaan ada 6 Aspek, kita harus
memperoleh nilai dari 6 Aspek ini. Gabungan dari nilai-nilai dari keenam
Aspek ini akan menentukan pada Tingkat manakah Standar Pengelolaan
sekolah ini berada.
Aspek kedua – Apakah ada tujuan dan rencana untuk perbaikan yang
memadai? Dengan spesifikasi Perencanaan Program: Sekolah merumuskan
tujuan yang jelas dan rencana kerja untuk pengembangan dan perbaika n
dan disosialisasikan kepada warga sekolah dan pihak yang berkepentingan.
Aspek ketiga – Apakah ada dampak RPS/RKS terhadap peningkatan hasil
belajar? Spesifikasinya: Perencanaan program: Rencana kerja tahunan
dinyatakan dalam rencana kegiatan dan anggaran sekolah/madrasah
dilaksanakan berdasarkan rencana kerja jangka menengah.
Supervisi/Penilaian – Sekolah melakukanm evaluasi diri terhadap kinerja
sekolah. Seko;lah menetapkan prioritas indikator untuk mengukur, menilai
kerja dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan SNP.
Aspek keempat – Bagaimanakah cara pengumpulan dan penggunaan data yang handal dan valid? Ada tiga spesifikasinya:
a) Sekolah mengelola sistem informasi pengelolaan dengan cara yang memadai, efektif, efisien dan dapat dipertanggung njwabkan.
b) Sekolah menyediakan sistem informasi yang effisien, efektif dan dapat diakses.
c) Sekolah menyediakan laporan dan data yang dibutuhkan oleh kabupaten dan tingkatan lain dalam sistem.
Aspek kelima – Bagaimana cara memberikan dukungan dan kesempatan
pengembangan profesi bagi para pendidik dan tenaga kependidikan?
Spesifikasinya: Pendidik dan tenaga Kependidikan: Sekolah mengatur
efektifitas program pendidik dan tenaga kependidikan termasuk
pengembangan profesi. Supervsisi dan Evaluasi” Supervsisi dan evaluasi
terhadap pendidik dan tenaga kependidikan dilaksanakan sesuai dengan
standar guru dan tenaga kependidikan.
Aspek keenam – Bagaimana cara masyarakat mengambil bagian dalam
kehidupan sekolah? Spesifikasinya: a) Sekolah harus melibatkan anggota
masyarakat khusunya dalam mengelola kegiatan non-akademis b) Warga
sekolah harus dilibatkan dalam pengelolaan kegiatan akademis dan
non-akademis.
VII. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikkan
Untuk Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan hanya mempunyai satu
Aspek saja – Apakah Pemenuhan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan
sudah memadai? Aspek ini mempunyai 2 spesifikasi: a) Jumlah dan
kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi standar. b)
Pendidik dan Tenaga Kependidikan memenuhi standar kompetensi.
Dibawah ini disajikan Instrumen EDS untuk Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang hanya mempunyai 1 Aspek saja.
7. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
7.1 Apakah pemenuhan jumlah pendidikan dan tenaga kependidikan sudah memadai?
Spesifikasi
Jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi standar
Pendidik dan tenaga kependidikan memenuhi standar kompetensi
Indikator Pencapaian
Tingkat ke-4 Tingkat ke-3 Tingkat ke-2 Tingkat ke-1
Sekolah kami memiliki pendidik dan tenaga kependidikan dengan jumlah,
kualifikasi, dan kompetensi yang memadai untuk memberikan pengalaman
belajar dengan kualitas tinggi bagi semua peserta didik, termasuk
peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus.
Kualifikasi dan kompetensi semua pendidik dan tenaga kependidikan di
sekolah kami sudah melebihi ketentuan yang ditetapkan dalam standar.
Sekolah kami memiliki jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan dalam standar
Sekolah kami membutuhkan tambahan pendidik untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
Tingkat keahlian mengajar pendidik memungkinkan tercakupnya sebagian
besar tuntutan kurikulum, tetapi masih ada kesenjangan dibidang keahlian
tertentu
Beberapa pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah kami tidak memiliki kualifikasi minimum yang dipersyaratkan
Setiap guru tetap kami telah bekerja sesuai dengan ketentuan standar pelayanan minimal (SPM)
Sekolah kami menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu
pertahun dengan kegiatan tatap muka sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal (SPM)
Sekolah kami tidak memiliki jumlah pendidik dan tenaga kependidikan
seperti yang dipersyaratkan dalam standar nasional pendidikan.
Sebagian besar pendidik di sekolah kami tidak memenuhi kualifikasi minimum
Bukti-bukti fisik sekolah
(Mohon beri tanda centang pada jenis bukti berikut) Ringkasan deskripsi
sekolah menurut indikator dan berdasarkan bukti Tingkat yang dicapai
Jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan
Beban mengajar guru
Laporan kepala sekolah mengenai supervisi guru
Penilaian terhadap pendidik dan tenaga kependidikan
Bukti fisik lainnya (tuliskan)
`
Cara dan proses penetapan tingkat pencapaian Kinerja sekolah pada
Standar ini juga sama dengan cara yang dipakai penentuan Tingkat pada
Standar terdahulu. Karena untuk standar ini hanya ada satu Aspek saja
maka nilai dan Tingkat pada Aspek ini menjadi Tingkat Pencapaian dari
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
VI. Standar Pembiayaan
Untuk Standar Pembiayaan ini ada 3 Aspek. Aspek pertama – Bagaimana
Sekolah mengelola keuangan? Spesifikasi untuk Aspek ini ada 3:
a) Anggaran sekolah dirumuskan merujuk peraturan pemerintah pusat dan daerah.
b) Pengelolaan keuangan sekolah transparan, efisien dan akuntabel.
c) Sekolah membuat laporan keuangan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan.
Contoh Instrumen EDS untuk Standar Pembiayaan pada Aspek pertama dapat dilihat dibawah ini.
8. Standar Pembiayaan
8.1 . Bagaimana sekolah mengelola keuangan?
Spesifikasi:
Pengelolaan keuangan sekolah
Anggaran sekolah dirumuskan merujuk peraturan Pemerintah, pemerintahan provinsi, dan pemerintahan kabupaten/kota
Pengelolaan keuangan sekolah transparan, efisien, dan akuntabel.
Sekolah membuat pelaporan keuangan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan.
Indikator Pencapaian
Tingkat ke-4 Tingkat ke-3 Tingkat ke-2 Tingkat ke-1
Perumusan rancangan anggaran biaya pendapatan dan belanja sekolah
(RAPBS) merujuk pada peraturan pemerintah dengan melibatkan partisipasi
komite sekolah dan pemangku kepentingan yang terkait.
Sekolah membuat laporan pertanggungjawaban pendapatan dan penggunaan
keuangan secara berkala dan menyeluruh kepada pemerintah dan pemangku
kepentingan. Perumusan rancangan anggaran biaya pendapatan dan belanja
sekolah (RAPBS) merujuk pada peraturan pemerintah dan dikomunikasikan
kepada komite sekolah dan pemangku kepentingan yang terkait.
Sekolah membuat laporan pertanggungjawaban pendapatan dan penggunaan
keuangan secara periodik kepada pemerintah dan pemangku kepentingan.
Perumusan rancangan anggaran biaya pendapatan dan belanja sekolah
(RAPBS) merujuk pada peraturan pemerintah.
Sekolah membuat laporan pertanggungjawaban pendapatan dan penggunaan
keuangan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan, tetapi masih perlu
dilakukan secara rutin dan proses yang transparan. Perumusan rancangan
anggaran biaya pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) belum sepenuhnya
merujuk pada peraturan Pemerintah, pemerintahan provinsi, dan
pemerintahan kabupaten/kota
Sekolah belum membuat laporan pertanggungjawaban pendapatan dan penggunaan keuangan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan.
Bukti-bukti fisik sekolah
(Mohon beri tanda centang pada jenis bukti berikut) Ringkasan deskripsi
sekolah menurut indikator dan berdasarkan bukti Tingkat yang dicapai
RAPBS jangka panjang, menengah, dan tahunan
Laporan pertanggungjawaban pendapatan dan penggunaan keuangan sekolah kepada pemerintah dan pemangku kepentingan.
Pembukuan keuangan sekolah
Wawancara dengan komite sekolah dan pemangku kepentingan yang terkait
Catatan hasil pertemuan dengan komite sekolah dan pemangku kepentigan yang terkait.
Bukti fisik lainnya (tuliskan)
Cara dan proses penetapan tingkat pencapaian juga sama pada Standar
terdahulu. Karena untuk Standar Pembiayaan ada 3 Aspek, maka untuk
menentukan nilai atau tingkat Standar ini harus melihat nilai dari
ketiga Aspek tersebut. Gabungan nilai dan Tingkat pencapaian dari ketiga
Aspek ini akan menjadi Tingkat Pencapaian Standar ini.
Aspek kedua Standar Pembiayaan – Upaya apakah yang telah dilaksanakan
oleh sekolah untuk mendapatkan tambahan dukungan pembiayaan lainnya?
Spesifikasinya: Sekolah memiliki kapasitas untuk mencari dana dengan
inisiatifnya sendiri.
Aspek ketiga Standar Pembiayaan – Bagaimana cara sekolah menjamin kesetaraan akses? Spesifikasinya:
a) SPP/sumbangan orang tua siswa sekolah ditentukan berdasarkan kemampuan ekonomi orang tua.
b) Sekolah melakukan subsidi silang kepada siswa kurang mampu dibidang ekonomi.
A. Beberapa saran dalam menggunakan Instrumen EDS.
Dalam menggunakan Instrumen ini mohon diperhatikan hal-hal berikut:
1. Membaca tiap kalimat dengan hati hati agar maksud dan maknanya diketahui dengan pasti.
2. Data yang ingin didapat dari Instrumen EDS lebih bersifat kwalitatif,
sehingga tidak begitu menonjolkan angka-angka atau persentase, tapi
lebih pada uraian dan penilaian kepala saekolah/guru sebagai pendidik
professional.
3. Instrumen EDS dibuat dengan asumsi bahwa penggunanya adalah pendidik
professional dan mampu melakukan analisis dalam mengisinya, bukan hanya
mencontreng atau menyebut angka.
4. Selalu merujuk pada peraturan dan ketentuan tentang standar yang berlaku.
5. Jangan terlalu terpaku dengan ketepatan angka, nilai atau persentase,
sebab yang lebih penting adalah deskripsi temuan untuk dijadikan dasar
RPS/RKS.
LATIHAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN EDS
A. Bahan bahan yang diperlukan
Untuk kegiatan ini bahan-bahan dan materi yang diperlukan adalah sbb:
1. Bahan Studi Kasus.
2. Instrumen EDS dan Format Lporannya.
3. Peraturan Pemerintah atau Peraturan Mendikanas yang berhubungan dengan SPM dan SNP.
B. STUDI KASUS EDS
SMP Negeri I, Desa Sukamaju,
Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Suka Karya
“SMP Negeri I” yang berdiri sejak tahun 1990 adalah SMP yang cukup
baik dengan Visi “Karya bagi pendidikan yang berprestasi, berdisiplin
dan berwawasan lingkungan” serta Misi “Menyelenggarakan pendidikan
bermutu dan terjangkau dalam merncapai 8 Standar Nasional Pendidikan”.
SMP ini berdiri diatas lahan seluas 3500 m2 dengan pergedungan yang
cukup memadai – ada 9 ruangan kelas untuk 9 rombongan belajar, ruang
kepala sekolah, ruang guru, laboratorium, perpustakaan serta UKS.
Sekolah tidak mempunyai ruang serba guna dan merek memakai ruang kelas
biasa jika ada kegiatan khusus.
Walau sudah tua, jumlah meja kursi (mebeler) serta papan tulis dsb
memadai dan cukup terpelihara dengan baik. Halaman sekolah cukup luas
dan terpelihara, namun amat disayangkan bahwa pagar halaman sekolah
sudah rusak dan belum diperbaiki, sehingga cukup mengganggu kenyamanan
dan keamanan. Kantin sekolah juga belum ditata dengan rapi walau Komite
Sekolah sudah berjanji akan memperbaiki kantin dan pagar sekolah.
Secara rinici keadaan sekolah adalah seperti berikut:
1. Perkembangan Siswa 3 Tahun Terakhir
No Kls 2006/2007 2007/2008 2008/2009
L P Jml L P Jml L P Jml
1 I 43 34 77 40 41 81 52 40 92
2 II 45 35 80 39 39 78 41 38 79
3 III 53 37 90 35 37 72 32 37 69
Jumlah 141 106 247 114 117 231 125 115 240
. 2. Rata-rata Nilai Ujian Nasional 3 Tahun Terakhir
No Tahun Pelajaran Bhs. Indonesia Matematika Bhs. Inggris IPA
TT TR RT TT TR RT TT TR RT TT TR RT
1 2005/2006 9,40 4,60 7,01 9,00 4,33 6,03 8,40 5,00 6,02 – - -
2 2006/2007 9,00 4,13 6,11 9,33 5,00 7,88 8,13 5,60 7,05 9,66 6,00 6,23
3 2007/2008 9,00 4,60 6,11 9,33 5,00 7,88 8,80 5,60 7,05 8,50 5,00 6,80
. 3. Keadaan Rombongan Belajar 3 Tahun Terakhir
Tahun Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah
2006/2007 3 3 3 9
2007/2008 2 3 3 8
2008/2009 3 3 3 9
. 4. Ruang
No Nama Ruang Jml No Nama Ruang Jml
1 Ruang Kelas 9 12 Ruang Wakil Kep.Sekolah 1
2 Ruang Laboraturium IPA 1 13 Ruang Majelis Guru -
3 Ruang Perpustakaan 1 14 Ruang Tata Usaha 1
4 Ruang Keterampilan – 15 Ruang OSIS -
5 Ruang Serba Guna – 16 WC Guru 1
6 Ruang UKS 1 17 WC Siswa 1
7 Ruang Koperasi – 18 Ruang Satpam -
8 Ruang BP/BK – 19 Mushola -
9 Ruang Ganti – 20 Gudang 1
10 Mes Guru – 21 Ruang Labor Komputer -
11 Ruang Kepala Sekolah 1 22 Ruang Labor Bahasa -
5. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No Status PNS Honorer Jumlah Ket.
L P L P
1 Kepala Sekolah – 1 – - 1 S 1
2 Guru 5 6 5 5 21 16 S1, 5 D2
3 Tata Usaha – 1 1 3 5 SMA/SMK
4 Penjaga Sekolah – - 1 – 1 SMP
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah ini cukup baik sebab disamping
sebagian besar para gurunya memenuhi kwalifikasi (sudah berijazah S 1),
mereka juga selalu mencoba untuk memenuhi stándar untuk setiap mata
pelajaran.
Para guru melaksanakan tugasnya dengan serius dan mereka juga mencoba
mengembangkan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan . Mereka
mengembangkan silabus dan RPP, hanya saja sebagian besar lebih bersifat
“mengambil dari pihak lain” (cut and paste) demi mudahnya sehingga tak
banyak yang dibuat mereka sendiri. Disamping itu kurikulumnya juga tidak
memperhatikan kekhasan daerah atau mempertimbangkan peserta didik yang
berkemampuan khusus.Sekolah bisa memberikan kegiatan pengembangan diri
dan ekstra kurikuler walaupun sifatnya masih tradisional saja dan kurang
memperhatikan kekhasan daerah.
Secara umum pelaksanaan prosers pembelajaran di sekolah ini cukup
baik sebab ada beberapa gurunya yang telah memakai pendekatan PAKEM/CTL
dalam melakukan tugasnya membelajarkan peserta didik. Mereka juga telah
membuat silabus berdasarkan standar yang ditentukan dan dimaksudkan
untuk membantu peserta didik untuk mencapat standar kelulusan.
Semua guru sudah membuat RPP namun kebanyakan Silabus dan RPP yang
dibuat lebih bersifat “ambil dari orang lain” dan bukan merupakan produk
para guru sendiri. Ini disadari Kepala sekolah sehingga dia sudah
merencanakan memberikan pemantapan para guru dalam membuat silabus dan
RPP dengan mendatangkan guru yang handal dari sekolah lain untuk
melakukan pendampingan dan “on the job training”
Para guru yang telah melaksanakan PAKEM/CTL juga cukup innovatif dan
sumber belajar tidak terbatas hanya pada buku pelajaran/buku paket saja –
semua bisa dijadikan sebagai sumber belajar. Belajar dapat dilakukan
diluar gedung kelas seperti di kebon, pekarangan, sawah, pasar dll. Guru
juga banyak memakai alat bantu dan pajangan dalam pembelajaran.
Hanya saja sekolah belum memberikan kesempatan belajar yang sama bagi
peserta didik yang berkebutuhan khusus seperti yang berkelainan fisik
maupun mental. Sekolah belum melaksanakan Pendidikan Inklusi dan hanya
memberikan pelayanan bagi anak anak yang “normal”.
Sebagian besar guru mempunyai perencanaan penilaian peserta didik
namun tidak atau belum memberikan feed back hasil penialian pada peserta
didik. Mereka menganggap bahwa penilaian adalah hak guru dan tidak
perlu memberitahu peserta didik ataupun orang tua mereka.
Hanya sebagian kecil guru yang sudah membuat KKM tetapi belum
menyampaikan informasi kepada peserta didik mengenai KKM termasuk apa
yang dipersyaratkan untuk penguasaan minimum. Para guru juga tidak
melibatkan orang tua dalam penilaian para peserta didik termasuk kurang
memberikan masukan hasil penialian peserta didik pada orang tua sehingga
peningkatan belajar mereka hanya tergantung pada guru di sekolah saja
tanpa masukan dari orang tua.
Secara umum hasil belajar para peserta didik sudah sesuai dengan
standar yang ditetapkan. Hasil ujian nasional sekolah cukup baik seperti
tertera pada data kwantitatif diatas. Beberapa peserta didik memperoleh
juara tingkat kabupaten dalam lomba bidang studi. Angka meneruskan ke
jenjang SMA juga cukup baik,.
Sekolah lebih mementingkan perkembangan kemampuan akademis peserta
didik saja dan kurang memperhatikan pengembangan potensi potensi peserta
didik kecuali dengan kegiatan kegiatan non-akademis yang konvensional
semacam pengajian, shalat berjamaah bersama, namun kurang mengembnagkan
ketrampilan hidup mereka.
Visi dan Misi sekolah dikembangkan bersama dengan wakil wakil orang
tua peserta didik dan para guru dalam rapat antara sekolah dan orang tua
peserta didik. Komite Sekolah cukup aktif dan selalu memberikan
dukungannya demi kemajuan sekolah.
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) pada dasarnya
dikembangkan dalam rapat dengan orang tua murid, walaupun disempurnakan
dan dikembangkan oleh kepala Sekolah dan Dewan Guru. Ini merupakan
perkembangan baru sebab sebelum tahun 2007 RKAS hjanya dikembangkan oleh
Kepala Sekolah dengan beberapa guru kepercayaannya saja.
Sekolah juga melaporkan semua kegiatannya kepada rapat dengan orang
tua, pesert didik termasuk laporan keuangannya – dari penerimaan sampai
pengeluarannya. Baik laporan kegiatan maupun keuangan diketahui bersama
dengan Komite Sekolah dan disamping dilaporkan pada rapat, juga
dipajangkan di Papan pengumuman sekolah.
Seperti disebutkan diatas, dari 21 guru, 16 mempunyai kwalifikasi
yang diharuskan – sarjana S 1, sehingg ada 5 yang masih berijazah D 2 –
boleh dikata cukup baik, sebab dari yang 5 guru berijazah D2 mereka
adalah guru-guru untuk Penjaskes dan ekstra kurikuler lainnya. Dari 16
guru tersebut, 10 telah lulus sertifikasi guru.
Sekolah selalu mendorong para gurunya untuk meningkatkan kwalifikasi
mereka dengan mengikuti berbagai penataran atau kursus-kursus yang
sesuai untuk pengembangan kemampuan mereka.
Sebagai sekolah negeri, dana operasional sekolah telah dicukupi oleh
Pemerintah, walaupun sebetulnya mereka tetap memerlukan uluran tangan
dari Masyarakat untuk mendanai kegiatan non-rutin seperti pengadaan
komputer dan buku buku pengayaan. Sekolah amat tergantung dengan adanya
dana BOS sehingga ini dikelola dengan baik.
Dengan usul dari Komite Sekolah, orang tua murid tidak keberatan
memberikan sejumlah uang untuk kegiatan-kegiatan khusus sekolah serta
pengadaan Sarana yang amat diperlukan semacam komputer atau buku buku
pengayaan lainnya.
Seperti ditulis diatas, sekolah selalu melaporkan penerimaan dan
penggunaan dana yang diterima kepada orang tua murid – sebagai wujud
Akuntabilitas Publiknya.
Upaya peningkatan mutu pembelajaran di tingkat sekolah mutlak perlu
dilaksanakan. Hal ini dimulai dengan pelaksanaan EDS yang merupakan
evaluasi internal yang dilakukan oleh dan untuk kepentingan sekolah
sendiri dengan pelakunya yaitu TPS dan dewan guru dibawah bimbingan
Pengawas. Dengan EDS akan diketahui kinerja sekolah dilihat dari SPM dan
SNP sehingga sekolah dapat menyusun Rancangan Pengembangan Sekolahnya
berdasarkan kebutuhan nyata. Sekolah akan dapat menentukan prioritas
perbaikan kinerjanya dari segi waktu dan SDM berdasarkan hasil EDS,
khusunya RAKS tahunan akan benar benar membantu sekolah memperbaiki
dirinya.
Dengan modul ini diharapkan para guru sekolah/madrasah khusunya dan para
pembaca modul ini dapat memahami konsep EDS, apa dan bagaimana EDS,
manfaat EDS, para pelaku utama EDS ditingkat sekolah, memahami serta
mengisi Instrumen EDS serta menggunakan hasilnya sebagai dasar
penyusunan RPS/TKS dan RAPBS/RAKS.
Memang banyak sudah evaluasi dilakukan terhadap sekolah, namun
kebanyakannya bersifat eksternal yaitu penilaian orang luar atas kinerja
sekolah untuk akreditasi atau tujuan lainnya. Evaluasi dari luar
cenderung mengundang subjek yang dievaluasi untuk ”mengaada ada” dan
melakukan apa saja demi memperoleh nilai baik.
EDS adalah evaluasi internal yang hasilnya untuk kepentingan sekolah itu
sendiri – perbaikan kinerjanya dari kedelapan SNP. EDS adalah memotret
diri atau melakukan check up sekolah. Salah satu kuncinya adalah
kejujuran, menilai apa adany karena dengan mengetahui kelemahan dan
kekurangannya akan bisa dilakukan perbaikan yang diperlukan. Karenanya
EDS mengharuskan adanya kejujuran – tiada dusta diantara kita – sehingga
hasilnya merupakan potret asli yang tanpa adanya hal tersebut tidak
mungkin dilakukan perbaikan mutu kinerja sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar